Minggu, 10 Februari 2013

permen karet cinta


Permen Karet Cinta Beredar, Orangtua Mesti Waspada

 


Permen-Karet-Cinta.jpg 
Permen karet pembangkit libido wanita sudah beredar dan digemari di Surabaya
 Permen karet perangsang libido meresahkan banyak pihak terutama para orangtua yang memiliki anak perempuan. Mereka cemas permen ini disalahgunakan untuk menjebak para anak baru gede (ABG), kendati para distributor mengklaim bahwa permen tersebut dikhususkan buat pasangan suami istri.
Pakar farmasi Universitas Airlangga Surabaya Prof  Mangestuti Agil, misalnya, merasa miris mendengar beredarnya permen karet ini. Sebagai akademisi sekaligus orangtua, ia menilai peredaran permen ini layak membuat para orangtua khawatir.
Selain melihat bentuk permen “Cinta’ yang sama persis dengan permen karet pada umumnya, Mangestuti khawatir karena permen karet sangat digemari kalangan pelajar.
“Harga Rp 75.000 tidak terlalu mahal untuk siswa sekolah masa kini. Kalau permen ini memang seperti apa yang diklaim oleh penjualnya, jelas bisa merusak masa depan anak-anak muda,” kata Mangestuti.
Guru besar bidang Ilmu Botani inipun siap membantu Surya menelusuri apa kandungan sebenarnya permen karet tersebut.
 Ny Dian Prita Damayanti (50), ibu dari seorang siswi SMA Negeri di Sidoarjo, juga mengungkapkan kecemasannya. Warga Perum Magersari Sidoarjo ini terang-terangan khawatir dengan kabar beredarnya permen cinta tersebut.
“Jelas saya khawatir. Saya harus secepatnya memberitahukan kabar ini ke putri saya. Ini agar dia bisa berhati-hati.
Tidak hanya saya, orang tua lain mestinya juga harus waspada dan beritahu putra-putri mereka,” cemas dia.
Ny Dian pun berharap, agar pihak sekolah memerhatikan hal ini. Menurutnya, meski belum terbukti sudah beredar di lingkungan sekolahan, tapi tidak ada salahnya pihak sekolah mewaspadai beredarnya permen cinta.
“Saya berharap pihak sekolah meluangkan waktu khusus untuk memberikan penyuluhan kepada para murid. Selain sekolah, saya juga berharap agar yang berwajib tegas menertibkan peredaran permen ini. Bahaya kalau anak di bawah umur bisa beli dengan bebas,” harap Dian.
Pimpinan Yayasan Embun Surabaya, Joris Misa Lato terkejut saat mendapat kabar beredarnya permen jenis ini. Dari pengalaman Joris memberikan perlindungan dan rehabilitasi para remaja korban kekerasan seksual, ia belum pernah sekalipun menemukan permen tersebut.
“Beberapa anak asuh saya, memang pernah cerita kalau ada obat yang bisa membuat mabuk. Sehingga, yang mengonsumsinya bisa tidak berdaya kalau diapa-apakan sama pacar mereka. Tapi saya belum pernah dengar ada permen yang menaikkan libido perempuan,” kata Joris.
Joris menilai, permen ini bisa sangat berbahaya, karena bentuk fisiknya yang tidak berbeda dengan permen karet umum yang dijual bebas. Ia mengaku sangat khawatir, bila permen ini masuk ke sekolah-sekolah.
“Apalagi di sekolah, permen karet kan sangat digemari. Baik oleh anak laki-laki atau perempuan. Kalau permen ini sudah masuk sekolah, habis sudah,” resah pria 47 tahun kelahiran Ende, NTT, ini.
Lanjut Joris, permen karet cinta ini, punya potensi ‘memperkaya’ intrik para siswa sekolah untuk memaksa pacar mereka mau berhubungan intim. Apalagi saat ini menjelang perayaan Valentine. Padahal, selama ini, dengan cara menenggak miras bareng yang setengah memaksa, para siswi sudah kerap tak berdaya menolak rayuan untuk berhubungan intim.
“Selama ini, laporan yang marak saya dengar, para siswi sekolah rata-rata dipaksa untuk menenggak miras bareng. Setelah mabuk, mereka tak kuasa menolak ajakan berhubungan intim. Siswi biasanya sangat rapuh, mereka takut diputus cinta kalau menolak minum miras,” cerita Joris.
Dengan alasan itupula lah, Joris berharap permen sexlove dan sejenisnya, hanya menjual sugesti belaka ke para pembelinya. Dengan kata lain, klaim dari produsen bahwa permen ini bisa merangsang libido perempuan, adalah bohong belaka.
Menurut dia, bila permen ini punya khasiat seperti yang digembar-gemborkan, maka bisa menjadi senjata baru buat para pria hidung belang.
“Kekhawatiran saya bukan hanya buat anak-anak saja, tapi semua perempuan bisa jadi korban nantinya. Bayangkan, termasuk penumpang kereta bisa saja kan jadi korbannya,” ucap Joris.
Terlepas dari hal tersebut, Joris dengan tegas meminta pihak berwajib untuk menertibkan penjualan permen ini. Tidak ada alasan untuk tidak menertibkan penjualan permen ini, dengan potensinya yang bisa membahayakan remaja perempuan.
Apalagi, permen ini terbukti tak memiliki izin dari Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). “Sudah pasti, polisi dan mereka yang berwajib harus menertibkan penjualan permen ini. Kalau toh memang bisa digunakan untuk kepentingan pasangan suami istri, seharusnya tidak dijual dengan bebas,” pinta Joris.
Tidak Mengandung Viagra
Apa zat dalam permen yang bisa membuat libido para kaum hawa naik ini, masih jadi pertanyaan besar. Pembeli seharusnya layak penasaran, karena produsen permen ini, merahasiakan bahan apa saja yang mereka pakai.
Setidaknya, dalam kemasan permen, tidak disebutkan satupun kandungan permen, kecuali vigor-x, atau bahasa lain dari viagra.
Laboratorium Farmakognosi dan Fitokimia Fakultas Farmasi Universitas Airlangga (Unair) sebenarnya sudah memberi bantuan kepada Surya untuk mencari tahu apa isi kandungan permen ini. Namun, hasil uji ilmiah yang dilakukan, tetap tidak bisa mengetahui satu persatu kandungan permen.
“Kalau mau tahu isi kandungan zat-nya apa saja, akan perlu waktu yang sangat lama. Karena kita meneliti permen ini berangkat dari nol, artinya tidak tahu sama sekali apa isi kandungannya,” ujar Drs Herra Studiawan Apt MS, yang bertindak sebagai pemeriksa permen ini.
Hanya, Herra bisa memastikan, permen pembangkit libido wanita ini, tidak mengandung viagra seperti apa yang tulis dalam kemasan. Itu artinya, produsen permen ini, berbohong.
Herra menerangkan, dalam uji laboratorium bermetode kromatografi lapis tipis densitometri, permen ini tidak menghasilkan noda dengan warna yang sama dengan zat pembanding Sidenafil Sitrat, Vardenafil HCl, maupun Tadalafil, yang merupakan zat utama viagra.
“Satu yang pasti, permen ini tidak mengandung viagra. Dalam uji lab tidak ditemukan adanya zat maupun turunan viagra di dalamnya. Mungkin permen ini bisa merangsang libido perempuan, seperti yang diklaim penjualnya. Tapi yang jelas tidak mengandung viagra,” tambah Herra.

Selasa, 05 Februari 2013

Gaya Hidup Remaja Masa Kini

 Gaya Hidup “Bebas” Remaja Masa Kini
(Hedonis, Rokok, Gamer, Narkoba hingga Seks)



Setelah kita memasuki era kehidupan dengan sistem komunikasi global, dengan kemudahan mengakses informasi baik melalui media cetak, TV, internet, komik,  media ponsel, dan DVD bajakan yang berkeliaran di masyarakat, tentunya memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan kita. Setiap fenomena yang ada dan terjadi di dunia, tentunya akan memberikan nilai positif sekaligus negatif. Sangat tergantung pada pola pikir dan landasan hidup pribadi masing-masing.
Setiap individu dari kita akan merasa senang dengan kehadiran produk atau layanan yang lebih canggih dan praktis. Tidak terkecuali teknologi internet yang telah merobohkan batas dunia dan media televisi yang menyajikan hiburan, informasi serta berita aktual. Begitu juga, handphone yang telah membantu komunikasi sesama manusia untuk kapan saja meskipun satu dengan yang lainnya berada di dunia Utara-Selatan atau belahan Timur – Laut.

 

 

Teknologi + Kebebasan – Edukasi = Kehancuran

Setiap teknologi memberikan efek positif dan negatif . Maraknya penggunaan ponsel telah menurunkan interaksi individu secara langsung. Hal ini akan cenderung membuat pola hidup manusia menjadi indivualistis. Dampak negatif ini tentunya dapat dikurangi bahkan dihindari jika saja si pengguna memiliki pemahaman/pengetahuan, etika dan sikap yang kuat (bijak-positif) untuk memanfaatkan sesuatu secara selektif dan tepat guna.
Inilah titik permasalahannya bagi anak dan remaja. Penyaring internal (pemahamam, etika dan sikap) anak dan remaja kita masih sangat rapuh. Di era kompleksitas arus kehidupan saat ini, orang tua (terutama di perkotaan) telah kehilangan daya mendidik dan membangun keluarga bagi anak-anaknya. Hal ini diperparah dengan maraknya “racun-racun” yang diterima oleh anak-anak kita saat ini. Adegan-adegan kekerasan, seksual, mistik, dan hedonisme di media TV, koran dan internet, serta sistem pendidikan sekolah yang gagal membangun karakter anak, telah menyerang anak-anak kita saat ini.
Di sisi lain, rendahnya regulasi dan law inforcement dari pemerintah dan aparaturnya, telah menyebabkan oknum-oknum perusak generasi muda kita “berkembang biak: secara pesat. KKN antara pihak penguasa dengan pengusaha dalam regulasi, publikasi dan distribusi media menyebabkan jutaan pemimpin masa depan Indonesia di ujung kepunahan. Sederet keprihatinan anak dan remaja saat ini seperti kenakalan remaja, pola hidup konsumtif-hedonistik, pergaulan bebas, rokok, narkoba, dan kecanduan game on line hampir menuju budaya “gaya hidup” remaja masa kini.
Teknologi tanpa filtrasi (perlu regulasi agar kebebasan tidak jebol) dan rapuhnya edukasi/karakter manusia mengakibatkan kehancuran bangsa.

Rokok, Narkoba, Seks, dan AIDS

Ditengah berita siswa-siswi berprestasi dalam ajang penelitian, olimpiade sains, seni dan olahraga, anak muda Indonesia saat ini terancam dalam masa chaos. Jutaan remaja kita menjadi korban perusahaan nikotin-rokok. Lebih dari 2 juta remaja Indonesia ketagihan Narkoba (BNN 2004) dan lebih 8000 remaja terdiagnosis pengidap AIDS (Depkes 2008). Disamping itu, moral anak-anak dalam hubungan seksual telah memasuki tahap yang mengawatirkan. Lebih dari 60% remaja SMP dan SMA Indonesia, sudah tidak perawan lagi. Perilaku hidup bebas telah meruntuhkan sendi-sendi kehidupan masyarakat kita.
Berdasarkan hasil survei Komnas Perlindungan Anak bekerja sama dengan Lembaga Perlindungan Anak (LPA) di 12 provinsi pada 2007 diperoleh pengakuan remaja bahwa :
- Sebanyak 93,7% anak SMP dan SMU pernah melakukan ciuman, petting, dan oral seks.
- Sebanyak 62,7% anak SMP mengaku sudah tidak perawan.
- Sebanyak 21,2% remaja SMA mengaku pernah melakukan aborsi.
- Dari 2 juta wanita Indonesia yang pernah melakukan aborsi, 1 juta adalah remaja perempuan.
- Sebanyak 97% pelajar SMP dan SMA mengaku suka menonton film porno
.

Pengakuan Siswi SMA, Beginikah Remaja Kita?

Sekarang gue lagi jomblo. Sudah dua tahun putus. Sakit juga! Habis pacaran empat tahun, dan sudah kayak suami-istri. Dulu, tiap kali ketemu, gejolak seks muncul begitu saja. Terus ML (making love) deh. Biasanya kita lakuin kegiatan itu di hotel. Kadang di rumah juga, kalau orang rumah lagi pergi semua. Kalau rumah nggak lagi sepi ya paling cuma berani ciuman dan raba sana-sini. Buat gue, semua itu biasa. Gue nglakuinnya karena merasa yakin doi bakal jadi suami gue. Gue nggak takut dosa. Kan kita sama-sama mau, jadi nggak ada paksaan. Dosa terjadi kan kalau ada paksaaan. Gitu menurut gue!  Waktu putus, gue nggak nyesel sudah nglakuin itu, habis, mau gimana lagi! Santai saja! Tentang pendidikan seks, gue nggak pernah terima dari orangtua. Paling dari teman, majalah, buku, atau film”
Itulah penuturan Neila (samaran), pelajar kelas 3 sebuah SMA di Jakarta Timur, yang baru saja menjalani UAN. Tanpa beban, remaja manis bertubuh mungil ini menceritakan pengalamannya. Ia dan sang kekasih tahu harus melakukan apa supaya hubungan seks pranikah itu tidak membuatnya hamil.
Sampai saat ini, Neila yakin orangtuanya sama sekali tidak tahu perilaku putri keduanya itu. ”Gue nggak bakal ceritalah, bisa mati mendadak mereka. Teman malah ada yang tahu, tentu saja yang punya pengalaman sama,” katanya sambil memilin-milin rambutnya.
Menurutnya, ML di kalangan remaja sekarang bukan hal yang terlalu asing lagi. Malah, ada yang sengaja merayu pria dewasa yang bisa ditemui di mal dan tempat umum lain, untuk mendapatkan uang atau barang berharga, seperti telepon seluler model terbaru, jam tangan bermerek, baju, sepatu, tas, dan sebagainya.  ”Bukan profesi sih, cuma iseng. Hitung-hitung bisa buat gaya. Mending gue `kan, yang nglakuinnya cuma sama pacar dan bukan demi duit,” sergahnya.

Biarkan atau Bertindak?

Sudah seharusnya kita kembali ke akar budaya bangsa kita. Jauh sebelumnya, bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki nilai akar (root value) budaya yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan kesusilaan seperti tertuang dalam falsafah dan nilai Pancasila. Kondisi yang menimpa generasi muda saat ini, harus dibina dan dididik agar mereka menjadi pemimpin yang memiliki moralitas yang tinggi untuk membangun bangsa dan negaranya.
Semua pihak haruslah merasa bertanggung jawab atas kasus ini. Disamping orang tua, peran masyarakat sangatlah penting. Sistem pendidikan kita juga harus diubah. Jangan naikkan anggaran tanpa meningkatkan nilai yang sesungguhnya dari pendidikan. Pemerintah sudah seharusnya tegas melaksanakan undang-undang, dan para pengusaha, pedagang, dan web internet cobalah berhenti menyebarkan hal-hal yang merusak (karena generasi kita masih rapuh).
Hal-hal yang harusnya dilakukan:
- Pemerintah filtrasi tegas sinetron, film atau iklan  yang berisi kekerasan seksual, pergaulan bebas, mistis-religi, kekerasan-religi, ramalan serta judi.
- Menindak tegas para pelanggar UU Perlindungan Anak
- menfilter situs-situs porno di Indonesia. Hingga saat ini saja ada 6 Situs Porno yang Paling Banyak diakses di Indonesia
- Membangun Youth Centre, pusat pendidikan dan kreasi bagi remaja-remaja agar beraktivitas yang positif.
- Secara aktif mengontrol promosi (iklan) dan peredaran rokok.
- Memprioritaskan program pencegahan perdagangan anak, eksploitasi seksual komersial anak, dan narkoba.
- Edukasi pada masyarakat bahwa jangan mengasingkan anak-anak (yang menjadi korban), bantulah mereka untuk keluar dari permasalahan mereka (material maupun moril).